Yoshida Goro |
Apakah ada diantara para blogger yang hobi fotografi? Tahukah teman, kamera merk apa yang biasanay paling sering digunakan oleh para fotografer profesional bahkan tingkat dunia? Dialah CANON – Kamera tercanggih yang menguasai pasar dan dunia fotografi.
Tahukah teman bahwa sebelum Canon lahir, dahulu untuk memiliki sebuah kamera saja orang setingkat profesor perlu mengutuhkan uang gajinya hingga setengah tahun? Tahukah teman siapa yang berjasa membuat kamera super canggih namun tetap ramah di kantong? Dialah Yoshida Goro. Sebenarnya bagaimana Biografi Yoshida Goro secara lengkap dan bagaimana ia bisa menciptakan kamera Canon yang begitu melegenda? Berikut Biografi Yoshida Goro.
Biografi
Yoshida Goro dilahirkan pada tahun 1900 di Hiroshima, Jepang. Ia mengenyam pendidikan hanya sampai Sekolah Menengah Atas. Yoshida Goro kemudian bekerja di perusahaan developing dan rekonstruksi film dan kamera di Tokyo. Dari situ ia belajar banyak tentang kamera.
Suatu hari saat usia Yoshida Goro menginjak 20 tahun, perusahaannya menunjuk Yoshida untuk berangkat ke Shanghai China guna membeli beberapa suku cadang dan peralatan yang berkenaan dengan kamera film dan proyektor.
Di China, ia bertemu dengan temannya yang bernama Roy E. Delay. Temannya menyarankan mengapa Yoshida tidak membuat sendiri saja suku cadang kamera di Jepang, toh Jepang sudah maju dibidang industri dan permesinan seperti membuat kapal selam dan tank yang tangguh, Jepang sudah bisa.
Dari usulan temannya tersebut Yoshida Goro akhirnya berfikir untuk merealisasikan ide tersebut. Saat itu pasar kamera film 35 mm didominasi oleh barang buatan Jerman yang harganya sungguh muahal. Sebut saja kamera Leica dan Contax yang harganya mencapai 420 yen, padahal gaji lulusan sarjana tertinggi saat itu hanya 70 yen. Bukankah sangat mahal sekali harga kamera Jerman itu.
Membuat Prototype Canon
Yoshida pun kemudian membongkar kamera Leica, ia ingin tahu apa yang membuat Leica begitu mahal, ia ingin tahu seberapa canggih spare part Leica. Ketika Yoshida membongkar Leica, betapa terkejutnya dirinya ternyata Leica tak ubahnya hanya kamera dengan susunan kuningan, aluminium, besi dan karet. Tak ada suatu yang istimewa di dalam kamera Leica.
Awalnya Yoshida mengira dalaman Leica ada yang terbuat dari berlian ternyata tidak sama sekali. Yoshida begitu geram mengetahui hal ini. Bagaimana mungkin sebuah kamera yang tidak ada yang istimewa dijual dengan harga begitu mahal oleh Jerman, sepertinya selama ini publik telah ditipu oleh kamera mahal tersebut.
Yoshida Goro menggandeng adik iparnya yang bernama Uchida Saburo dan temannya untuk membuat dan mendanai kamera yang berkualitas.
Akhirnya pada tahun 1934 di bulan Juni, Yoshida berhasil merakit sebuah kamera yang diberi nama Kwanon, diambil dari salah satu nama dewa di agama Budha. Dan lensa kamera ia beri nama Kasyapa, salah satu murid Budha.
Yoshida belum terpikir untuk mengkomersilkan kamera rakitannya karena ia sudah cukup puas bisa membuktikan ke dunia bahwa Jepang juga bisa membuat kamera film yang tak kalah canggih dengan buatan Jerman namun dengan harga pembuatan yang relatif murah.
Komersialisasi Canon
Adik ipar Yoshida Goro yang bernama Uchida Saburo melihat peluang ini. Saburo kemudian menggandeng Precision Optical Instruments Laboratory dan Nippon Kogaku untuk memproduksi masal kamera film 35 mm tersebut. Kamera tersebut awalnya dinamai “Hansa Canon”. Dalam produksi kamera ini, Nippon Kogaku bertugas membuat lensanya, mount lensa, optical system dari viewfinder dan mekanis rangefinder, sedangkan Precision Optical Instruments Laboratory bertugas memproduksi rangka kamera.
Sedangkan untuk pemasarannya, Saburo menggandeng Omiya Shashin Yohin Co., Ltd. Yang merupakan jaringan toko dan asesoris kamera untuk memasarkan “Hansa Canon”.
Pada tahun 1936 di bulan Juni Precision Optical Instruments Laboratory pindah ke daerah Meguro, dan berganti nama menjadi Japan Precision Optical Instruments Laboratory. Dalam perkembangannya, pertengahan tahun 1937 Canon memproduksi sendiri lensa dengan nama Serenar.
Kemudian tahun 1942, Takeshi Mitarai teman dari Saburo Uchida, menjadi president Precision Optical Instruments Laboratory. Tanggal 15 September 1947, Mitarai mengganti nama perusahaan menjadi Canon Camera Co., Ltd. Kamera dan lensa yang dibuat sejak 1953, diberi nama Canon.
Saat ini Canon adalah kamera yang merajai pasar dunia, hampir semua fotografer profesional, amatir dan individu yang mencintai potret memotret selalu memilih Canon sebagai kameranya. Selain kualitasnya yang canggih, harga Canon juga tak mencekik leher dan tak menipu konsumen.
Sesuatu yang bisa diambil dari sejarah Canon dan Biografi Yoshida Goro adalah bahwa Yoshida telah berhasil membuat kekecewaan dan kemarahan dirinya terhadap kamera Leica menjadi energi positif untuk membuat kamera film sendiri dan akhirnya berhasil. Namun Yoshida tak melihat peluang lainnya yang tak kalah besar yaitu komersialisasi kamera tersebut yang akhirnya hal ini diambil alih adik iparnya yaitu Uchida Saburo yang akhirnya berhasil meraih keuntungan dari komersialisasi kamera Canon.
Dalam dunia bisnis tak peduli se-berlian apa itu idenya tapi kalau tak bisa menjual maka tak menghasilkan apa-apa. Namun orang lain yang melihat peluang itu bisa saja mengambilnya, mengembangkannya dan akhirnya membawa keuntungan buat dirinya, tentu saja saat mengambil ide orang lain haruslah dengan kode etik yang benar.
Yoshida Goro tampaknya hanya puas sebagai pembuat prototype tanpa mau berusaha mengembangkannya lebih lanjut untuk tujuan komersialisasi yang akhirnya diambil alih oleh adik iparnya sendiri yaitu Uchida Saburo yang juga terlibat dalam membuat prototype kamera Canon, selama proses itu semua pihak yang terkait saling rela ya...sah-sah saja.
Meninggalnya Yoshida Goro
Yoshida Goro tetaplah tercatat dalam sejarah sebagai orang yang membuat kamera Canon pertama kalinya. Ia kemudian meninggal pada tahun 1993 di usia 93 tahun.
Foto-Foto
Foto-Foto
Baca Juga Biografi Bagus di Bawah Ini :