Kain Songket Palembang |
Meintis Bisnis Kain Songket
Kerajinan kain songket sangatlah banyak di Palembang. Ini adalah salah satu bisnis rumahan yang sudah turun temurun. Termasuk juga Fauziah. Ibu yang lahir pada tahun 1957 di Palembang Sumatra Selatan ini mewarisi keahlian dan usaha membuat songket dari orang tuanya.
Seperti yang sudah banyak diketahui, keindahan kain songket membuat banyak wanita terutama terpesona. Namun untuk mmebuat kain songket tidaklah mudah serta butuh biaya mahal. Oleh karena itu ketika memulai kembali bisnis kain songketnya yang sempat berhenti, Fauziah sempat meminjam modal dari BUMN.
“Tadinya hanya meneruskan usaha orangtua. Namun karena terbentur modal, sempat berhenti,” ungkap Fauziah. Niat Fauziah dalam berbisnis kain songket adalah untuk memajukan kain tradisional Indonesia.
Karena kekonsistenannya inilah Fauziah pernah menerima kucuran modal dari PLN sebesar 21 juta. Uang tersebut kemudian ia gunakan untuk menambah modalnya. “Nah itu saya manfaatkan agar industri rumahan tersebut bisa berkembang lebih pesat lagi,” jelas dia.
Kualitas Adalah No 1
Kualitas kain songket yang dihasilkan Fauziah sangatlah bagus. Fauziah tak perlu repot-repot melakukan pemasaran karena banyak orang berdatangan sendiri ke gerainya yang juga rumahnya. Promosinya dari mulut ke mulut. Hal ini membuat Fauziah tak perlu mengeluarkan biaya pemasaran.
Banyak orang yang membeli dari Fauziah merasa puas akan kualitas kain songketnya. “Orang-orang tahu bisnis saya dari mulut ke mulut. Nah, kalau kualitasnya tidak bagus, nanti orang tidak mau balik ke sini lagi dong,” katanya.
Fauziah juga selalu menekankan pada karyawannya agar benar-benar menjaga hasil produksi kain songket. Terkadang Fauziah masih melakukan pembinaan pada pengrajinnya agar benar-benar lihai dalam menenun kain. Kualitas itu penting. Itulah jurus jitu menyiasati persaingan pebisnis kain songket. “Kalau dibanding dulu, lebih maju sekarang (industri rumahan kain songket). Pokoknya kita strateginya, kualitas kainnya supaya tetap terbaik,” jelas dia.
Penjualan Kain Songket
Saat ini Fauziah memiliki 15 pengrajin kain yang menjadi karyawannya. Harga kain songketnya pun tak terlalu mahal yaitu berkisar 1 juta hingga 4 juta rupiah, suatu harga yang standar untuk kain songket. “Kalau saya prinsipnya tidak mau jual terlalu mahal. Standar saja, yang penting banyak terjualnya, tapi kualitasnya harus dijaga juga,” jelas dia.
Dalam satu hari, Fauziah bisa menjual hingga 40 kain songket jika kondisi ramai namun jika kondisi sepi biasanya hanya laku 20 hingga 30 biji saja. Dari hasil berjualan ini Fauziah dapat mengantongi laba bersih hingga 100 juta rupiah sebulan.
Untuk mensiasati pemasukan yang kurang ketika sepi, Fauziah juga menerima menjahit kain songket menjadi baju. Banyak orang yang lebih suka mengenakan kain songket sebagai baju.
Saat ini pendistribusian kain songketnya tak hanya di sekitar Palembang saja namun juga sudah di kirim ke Jakarta dan Medan. “Kita hanya kirim untuk ke Jakarta, sama Medan. Tapi paling banyak ke Jakarta,” katanya.
Dalam semua bisnis, modal tidak hanya berupa uang saja namun kredibilitas juga memegang peranan penting bahkan lebih penting. Begitu juga dalam berbisnis kain songket. Fauziah mengatakn bahwa dia akan berkata apa adanya tentang kain yang dijualnya, “yang penting kalau mau usaha itu jujur. Misalnya kain songketnya ada cacat sedikit, ya saya bilang. Lalu harganya saya kurangin. Kalau misalkan saya bohongin dengan harga tetap mahal, padahal kainnya cacat, nanti orang atau pelanggan saya merasa tertipu, nanti tidak mau balik ke saya lagi,” jelas dia.
Keinginan Fauziah terhadap usaha kain songketnya adalah dia ingin menjadikannya go internasional. Saat ini kain songketnya masih hanya dikonsumsi oleh kalangan Indonesia saja. “Saya harap nanti kain songket buatan saya bisa diekspor. itu impian saya,” katanya.
Yuk Baca Juga Biografi Berikut Ini. Keren-Keren Lho: