Andi Sufarianto |
Hari Ini Andi Sufariyanto yang kita kenal adalah seorang CEO sebuah kelompok bisnis yang mulai menggurita. Adila Group yang dibangunnya telah menjadi kkonglomerasi bisnis yang bergerak ke berbagai arah. Mulai dari distribusi garment serta produk spa dan aroma terapi, penyedia virtual office, serta perusahaan investasi dan pengelolaan properti. Pendek kata, ia pengusaha sukses dan membuat iri banyak orang. Diusia yang masih belia ini, ia telah memiliki segalanya.
Namun semua hasil manis itu adalah buah perjuangan pahit getir Andi. Anak pertama dari seorang petinggi BUMN ini merintis usahanya sejak menginjak tahun pertama masa kuliah, ketika banyak teman sebayanya masih asyik menikmati masa muda. Bahkan cita-cita menjadi wirausahawan pun sudah tertanam di benaknya dalam usia yang sangat dini. “Sejak SMA saya sudah tertarik dan bercita-cita ingin jadi pengusaha,” ujarnya.
Obsesi menjadi pengusaha makin mengental saat ia harus hidup mandiri, jauh dari orangtuanya. Selepas SMA, Andi diterima di D3 Teknik Mesin ITS. Dirantau inilah Andi mulai merintis usaha untuk mendapatkan penghasilan.
Awalnya, pada 2001, Andi memilih jual beli HP bekas. Pasarnya adalah teman sekampusnya yang kebanyakan juga berkantung tipis.
Menjadi Makelar
Memenangkan Penghargaan n nnnjj |
Merasa sukses membesarkan modal di bisnis HP bekas, pada tahun 2002 ia mengajak beberapa temannya untuk membuka usaha service HP di wilayah Sidoarjo. Namun usaha ini tak berjalan lancar. Apa mau dikata daripada terjadi pendarahan keuangan yang lebih parah dengan berat hati Andi harus menutup usaha servis HP ini. “ Saya waktu itu sempat shock. Tidak mengira sama sekali akan mengalami kerugian.” Kenangnya.
Namun ia tak sudi terus berkubang pada kegagalan. Setelah sempat merenung beberapa bulan, perlahan Andi membenahi perasaannya untuk bangkit.
“Saya memiliki prinsip, apa yang bisa dilakukan hari ini akan saya lakukan dengan upaya seratus persen. Masa lalu tidak bisa diubah, masa depan tak ada yang bisa memastikan. Tetapi masa depan bisa dikontrol dengan langkah yang cermat,” ujarnya.
Naluri bisnis penggemar warna biru ini tak pernah pudar. Dari kuliah yang dipelajari di kampus plus hobi modifikasi motor, Andi punya gagasan membuka usaha bengkel mobil plus salon mobil rumahan (cuci mobil). Pada saat yang sama, ia juga mencoba peruntungan sebagai distributor beberapa produk massal asal Cina yang mulai membanjiri tanah air. Mulai dari aksesori hingga produk rumah tangga yang dipasaran lebih dikenal serba 5000.
Dari situ Andi merambah ke bisnis produk juga dari kelas yang harganya merakyat. Pelan tapi pasti bisnisnya terus berkembang. Ia melangkah lagi dengan menjadi distributor busana muslim merk Dannis Collections. Pengalamannya sebagai makelar kini diterapkan dalam skala lebih besar dengan prinsip kemitraan. Saat ini ia memiliki tidak kurang dari 150 mitra bisnis yang tersebar diseluruh nusantara. Dari sinilah ia mendapat sukses tak terkira karena jeli melihat peluang.
Andi juga melirik bisnis kos-kosan ekslusif. Mengambil pelajaran dari kegagalan pertama, bisnis yang sering dipandang remeh ini dikelola dengan bail sehingga bisa berkembang menjadi bisnis property yang terarah dan mmeberikan keuntungan optimal.
Tak berhenti hanya disitu, Andi terus menciptakan bisnis-bisnis baru. Bersama Laila Asri, istrinya, ia mmebangun bisnis body care product, khususnya produk spa dan aromatherapy. Usaha dengan merk Pourvous ini terus dikembangkan menjadi entitas bisnis dengan prospek yang menjanjikan.
Setelah itu ia menciptakan Vito Smart Office, bisnis terpadu yang menangani penyewaan ruang kantor sekaligus perawatannya. Gagasannya berawal dari kebutuhan Andi ketika memulai bisnis. Ia sering kerepotan ketika harus mengundang klien atau mitra bisnis untuk rapat temu muka. “Banyak pertimbangannya, kalau saya udang ke cafe atau hotel terbentur biaya yang tidak sedikit,” kenangnya. Bahakn untuk memberikan penawaran lewat fax pun harus ada yang mengoperasikan. Begitu banyak hal yang bersifat administratif yang mengabiskan waktu jika diurus sendiri. Dari situ ia yakin jika pebisnis pemula juga mengalami hal yang sama.
Virto menjanjikan fasilitas pendukung yang dapat diandalkan para pengusaha karena dapat mengubah fixed cost menjadi variabel cost. Beberapa benda modal seperti mesin fax, fotokopi, scanner dan sebagainya tak perlu dibeli sehingga meringankan pengeluaran tetap. Bahkan biaya sekretaris, administrasi , penerima dan pengiriman fax, pencatat pesan, foto copy, kurir, penerjemah, proyektor sampai mencetak dokumen, bisa digesr dari biaya tetap menjadi biaya variable.
Andi juga mmebuka uasaha dibidang konsultasi dan pengurusan pengajuan kredit modal usaha ke bank, perpajakan, cara pembuatan laporan keuangan, hukum, SIUP, dan NPWP untuk mebuka usaha baru. Kepada para pelanggan, Vito berani menjanjikan penghematan biaya hingga 85% karena pelanggan hanya membayar sesuai yang di butuhkan. Intinya Virto Smart Office diharapkan bisa menjadi One Stop Sollution bagi pebisnis pemula atau yang ingin mengembangkan usaha.
Membangun Jaringan Bisnis
Dari pengalamannya berusaha, Andi menyadari benar pentingnya jejaring bisnis. Ia yakin kesuksesan bisnis ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam membentuk jejaring dan bagaimana mengembangkannya.
Saat ini tujuannya hanya satu dalam berbisnis, “Saya ingin pensiun dini di usia 33 tahun,” ujar Andi. Yang jelas saat ini PT Adila Imperium telah menjadi holding company atas beberapa anak perusahaan seperti Panelneon, Adila Property, Pourvous dan Virto Smart Office. Andi terus menata imperium bisnisnya yang berkonsep “Commercial Profitable Enterprise that Works Without Me”. I aingin membuka lapangna kerja baru dengan karyawann 10 ribu orang. Langkah itu terus diusahakannya untuk menjadikan bisnisnya menggurita dan memberikan manfaat bagi masyarakat lain.
Biodata
Nama : Andi Sufarianto
TTL : Padang, 8 Juli 1981
Pendidikan
2002-2005 S2 Magister Manajemen UGM
1998 – 2001 S1 Teknik Mesin ITS, D3 Teknik ITS.
Perusahaan
Adila Group
Penghargaan : Finalis Wirausaha Muda Mandiri
Baca Juga Artikel Buagus Dibawah Ini Ya...