Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya Illahi
Masih ingat gak penggalan syair nasyid diatas. Yup!! Itu adalah nasyid yang pernah diciptakan oleh salah satu penceramah yang sempat menjadi fenomenal beberapa tahun lalu. AA’ Gym atau Abdullah Gymnastiar atau Yan Gymnastiar adalah yang menciptakan nasyid tersebut yang berjudul "Jagalah Hati".
AA’ Gym adalah salah seorang penceramah, pencipta lagu, penulis buku dan pebisnis yang sangat terkenal di Indonesia dan juga di sebagian dunia. Konsep dakwah beliau yang lebih menyentuh hati sangatlah unik dan dinantikan oleh para jamaahnya karena dikala para penceramah lainnya lebih memilih tema sholat, zakat ataupun ibadah lainnya, AA’ Gym datang dengan konsep yang lain yaitu “Menjaga Hati” dan “ Manajemen Qolbu” dimana hampir semua kalangan dan agama juga bisa menerima ceramah beliau.
Sebenarnya bagaimana sosok AA’Gym. Berikut ini penulis mengulas tentang Biografi AA’ Gym, profil AA’ Gym dan Biodata AA’ Gym.
Kelahiran dan Masa Muda AA’ Gym
AA’Gym atau Abdullah Gymnastiar lahir dengan nama Yan Gymnastiar pada tanggal 29 Januari 1962 di Bandung Jawa Barat. Ayahnya bernama Letnan Kolonel H. Engkus Kuswara dan ibunya bernama Ny. Hj. Yeti Rohayati. AA’ Gym diberi nama Gymnastiar oleh ayahnya karena saat itu ayah beliau sangat menggemari olahraga Gym dan berharap anaknya menjadi anak yang sehat dan menyukai olahraga.
AA’ Gym adalah empat bersaudara dimana ketiga saudaranya bernama Abdurrahman Yuri, Agung Gunmartin dan Fathimah Genstreed. Keluarga AA’ Gym adalah keluarga yang sangat disiplin hal ini dikarenakan ayahnya yang menjadi TNI sehingga didikan ke anak-anaknya juga disiplin layaknya tentara. Namun juga sangat religius.
AA’ Gym dan saudara-saudara lainnya sangatlah kompak, hal ini terkisah dari kerjasama mereka mendukung salah satu saudaranya yang lumpuh dalam berkuliah. AA’Gym memiliki adik bernama Agung Gunmartin yang mengalami sakit lumpuh. Bagi AA’ Gym sang adik adalah guru sejatinya dalam mengarungi kehidupan. “Saya dapat pelajaran membuka mata hati saya dari adik laki-laki saya yang lumpuh seluruh tubuhnya dalam menghadapi maut”, begitu kata beliau. Setiap hari adiknya harus digendong untuk bisa berkuliah. Pernah suatu hari AA’ Gym bertanya mengapa sang adik masih ingin terus berkuliah padahal kondisi tubuhnya sudah sangat lemah? Dengan tersenyum sang adik menjawab “kalau orang lain ibadahnya dengan berjuang, mudah-mudahan keinginan saya untuk terus kuliah bernilai ibadah”.
Selain itu sang adik juga jarang sekali mengeluh. AA’ Gym juga pernah mendengar sang adik berkata “Kalau orang lain punya bekal untuk pulang dengan berbuat sesuatu, saya ingin mengumpulkan bekal pulang dengan bersabar”. Begitu indah kata-kata sang adik membuat AA’Gym bertambah semangat menjalani hidupnya karena ia sadar bahwa dirinya lebih beruntung dan lebih memiliki kesempatan untuk berbuat lebih bagi sesama. Adiknya kemudian meninggal di pangkuannnya. “Saya bersyukur memperoleh guru yang sosoknya seperti adik saya, guru saya adalah seorang yang lemah fisiknya. Saya diajari bahwa saya harus menghargai dan memperhatikan orang-orang yang lemah disekeliling saya”. Itulah sekelumit kenangannya bersama sang adik yang membuat mata hatinya terbuka.
Sejak kecil AA’Gym memiliki hobi berdagang, hal ini beliau warisi dari sang nenek. AA’ Gym kecil sering diajak neneknya berdagang di pasar Kosambi. Sang nenek walaupun sudah tua namun tidak mau berpangku tangan. Tiap pagi sang nenek berjalan menuju pasar untuk berdagang, dari situlah AA’ Gym meneladani jiwa enterpreneurshipnya. Sewaktu kecil AA’ Gym juga pernah berjualan jambu tetangga, tentunya seizin yang punya.
Saat menginjak remaja, jiwa bisnisnya semakin terasah. Selain bersekolah dan ikut dalam berbagai organisasi, beliau juga menekuni berbagai bisnis seperti membuat stiker bersablon dengan kata mutiara yang menggambarkan kekuatan dan keindahan Islam, berjualan minyak wangi hasil racikannya, menjadi pengamen dari satu restoran ke restoran lainnya, menjual baterai dan film saat ada acara kampus atau acara wisuda bahkan menjadi sopir angkot pun pernah beliau lakoni. Jika ditanya mengapa melakukan hal yang terkadang dianggap orang lain “kurang terhormat”, beliau dengan diplomatis mengatakan bahwa beliau berbisnis bukan semata uangnya namun juga ingin mengasah kecerdasan emosional dalam berhadapan dengan orang lain, selama pekerjaan itu halal maka sah untuk dilakukan bahkan jika menghasilkan bisa digunakan untuk menolong orang lain juga.
Pendidikan Formal Aa’ Gym dan Pengalaman Berorganisasi
Aa’ Gym menempuh sekolah dasar di SD Sukarasa III Bandung, kemudian melanjutkan ke SMP 12 Bandung. Aa’ Gym termasuk siswa yang cerdas sehingga beliau diterima di sekolah favorit yaitu SMA 5 Bandung. Beliau kemudian melanjutkan pendidikannya dengan berkuliah di PAAP Unpad yaitu Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan, namun hanya mengambil D1.
Setelah lulus D1 beliau kemudian mendaftar di Akademi Teknik Jendral Ahmad Yani yang kini menjadi Universitas Ahmad Yani atau Unjani. Beliau mengambil Teknik Elektro namun tidak sampai selesai karena lebih sibuk berbisnis dan berorganisasi. Sebenarnya Aa’ Gym adalah siswa yang cerdas. Saat SD beliau menjadi juara kelas ke dua dan saat mahasiswa beliau terpilih menjadi mahasiswa teladan. Aa’ Gym juga terpilih menjadi Ketua Menwa yaitu Resimen Mahasiswa, semacam polisi kampus. Di rumahnya Aa’ Gym terpampang berbagai piala dan penghargaan prestasi dirinya di berbagai bidang.
Mimpi Bertemu Rosulullah
Pengalaman spiritual yang berkesan membuat Aa’ Gym menjadi lebih mendekatkan diri pada Sang Illahi. Suatu hari saat tertidur sang Ibu bermimpi Rosulullah sedang mencari-cari seseorang. Kemudian di malam berikutnya berganti sang adik yang bermimpi Rosulullah mendatangi rumah mereka dan sang ayah menyuruh Aa Gym untuk menemani Rosul “ Gym, ayolah temani Rosul”. Saat berbincang dengan Rosul, ternyata Rosulullah menyuruh Aa Gym untuk mengajak orang shalat. Kemudian di malam berikutnya Aa memimpikan hal yang serupa, Dalam mimpinya Aa sedang shalat bersama Rosul dan keempat Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar ra, Umar ra, Ustman ra dan Ali ra. Dalam shalat itu Rosulullah sendiri yang menjadi imam sementara Aa’ Gym berdiri disamping Ali.
Sebenarnya sebelum Aa Gym bermimpi bertemu Rosulullah, beliau bermimpi bertemu orang tua berjenggot putih yang membasuh mukanya dengan ekor bulu merak putih yang disaputi dengan madu. Kemudian orang tua tersebut berkata,”Insya Alloh kelak engkau akan menjadi orang mulia.” Begitulah rentetan mimpi spiritual Aa’ Gym yang membuat beliau bertambah iman dan bertambah istiqomah dalam menjalankan ibadah.
Setelah mengalami peristiwa spiritual tersebut, Aa Gym sering dilanda gelisah lantaran teringat dosanya diwaktu lalu yang sering mengejar dunia daripada teringat Alloh. Sering beliau bertingkah aneh dimata orang lain seperti beliau bakal menangis ketika mendengar asma Alloh atau hatinya sedih jika pagi tiba saat ia mengerjakan shalat malam. Saking anehnya kelakuannya, orangtuanya pu menyuruhnya untuk berkonsultasi dengan psikiater.
Setiap saat bibirnya pun selalu basah dengan menyebut asma Alloh seperti “Alloh”, “Bismillah”, dan “Alhamdulillah”. Saat itu memang dirinya sedang benar-benar jatuh cinta pada Sang Khalik. Hal inilah yang menjadi daya tariknya sehingga seorang “Akhwat” yang bernama Ninih Mutmainnah atau sering disapa Teh Ninih jatuh hati pada sosok Aa’ Gym.
Saat melalui proses pencarian tersebut, beliau bertemu dengan empat ulama besar yang sering beliau mintai rujukan perihal ilmu agama. Ulama yanv pertama mengatakan bahwa ia telah dikaruniai tanazzul oleh Alloh SWT yaitu suatu proses yang secara tiba-tiba dibukakan hatinya untuk mengenal-Ny atanpa harus melalui proses riyadhoh atau mencari-cari.
Kebanyakan orang jika akan dibukakan pintu hatinya untuk mengenal Dia maka Tuhan biasanya menurunkan cobaan dahulu atau ada yang membuat orang tersebut membenci Islam namun akhirnya menjadi mencintai Islam seperti pada Umar bin Khattab. Tak puas dengan masukan Ulama sepuh yang pertama, Aa’ Gym menemui seorang Ulama yang kedua yang beliau dapatkan dari referensi Ulama sepuh pertama. Ulama yang kedua bernama KH. Khoer Affandi yaitu seorang ulama tassawufdan juga pemimpin Ponpes Miftakhul Huda – Tasikmalaya. Menurut KH. Khoer Affandi, Aa Gym telah dikaruniai ma’rifatullah.
Kemudian Aa’ Gym bertemu dan belajar agama dengan dua ulama yang lain dimana dikemudian hari dua ulama ini menjadi kakek dan ayah mertua Aa’ Gym. Ya dua ulama tersebut adalah kakek dann ayah dari Teh Ninih, Istri AA’ Gym. Empat ulama ini sangat besar jasanya bagi Aa’ Gym karena telah memberikan les privat agama Islam padanya tanpa harus nyantri bertahun-tahun. Ilmu tersebut disebut ilmu Laduni.
“Mungkin berkat ilmu tersebut, lidah dan pikiran saya dimudahkan oleh-Nya untuk menjelaskan sesuatu kepada masyarakat”, begitu kata Aa’ Gym. Hari-harinya kemudian dilalui dengan belajar, belajar dan belajar dimana beliau sering memetik ilmu dari sekitar, dari orang-orang yang dijumpainya dan beliau sampaikan dalam berbagai tauziahnya. Kebanyakan materi-materi tauziah Aa’ Gym berfokus dari “hati”, beliau merujuk pada suatu hadist Nabi yang berbunya “Didalam tubuh manusia ada segumpal daging dimana jika baik daging tersebut maka baik pula seluruhnya namun jika busuk daging tersebut maka juga akan busuk seluruhnya, segumpal daging itu bernama qalbu atau hati.” Oleh karena itu kemudian AA’ Gym unik dengan konsep “Qalbu” atau “Hati” yang terkenal dengan Manajemen Qolbu.
Mendirikan Daarut Tauhid
Karena hobi bisnis dan organisasi inilah pada tahun 1987 Aa’ Gym kemudian mengajak teman seangkatannya untuk membuat suatu organisasi berlatar wirausaha dengan nama Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta atau disingkat KMIW. Dimana organisasi ini menjalankan berbagai bisnis seperti membuat gantungan kunci, pembuatan kaos dengan sablonan kata-kata mutiara tentang Islam serta lainnya.
Usaha ini menempati lahan milik orang tua Aa’ Gym. Dalam organisasi ini tidak melulu berbisnis namun juga ada kegiatan agama Islam seperti tauziah yang diadakan seminggu sekali. Tauziah tersebut mengangkat tema dari kehidupan sehari-hari dengan bahasa yang gampang di cerna dan mudah diaplikasikan sehingga semakin banyaklah anggota organisasi atau jamaahnya.
Oleh karena tempat sudah tidak cukup, mereka (Aa’ Gym dan kawan-kawan) mengontrak sebuah kos-kosan dengan 20 kamar dan kemudian dibeli seharga 100 juta. Pondokan itu kemudian di pugar menjadi bangunan tiga lantai dimana lantai satu untuk kegiatan bisnis dan lantai dua dan tiganya digunakan untuk masjid sebagai kegiatan keagamaan seperti tauziah dan TPA. Pondokan ini kemudian diberi nama Daarut Tauhid yang berlokasi di Geger Kalong Girang 38 seperti saat ini kita kenal.
Sebenarnya model organisasi Aa’ Gym ini mencontoh model organisasi Al- Arqom yang ada di Malaysia dimana telah berhasil memberdayakan kemandirian umat dengan konsep-konsep Islami namun Daarut Tauhid (DT) pimpinan Aa’ Gym tidaklah se eksklusif Al-Arqom. Ponpes Daarut Tauhid bukanlah bangunan yang terpisah dari masyarakat namun justru membaur dengan masyarakat sehingga masyarakat sekitar juga terkena imbas ekonomi dan nuansa religinya dengan adanya Ponpes DT ini.
Model penggalangan dana dari bisnis yang dijalankan Daarut Tauhid adalah koperasi dengan sistem bagi hasil yang terkenal dengan nama Kopontren Daarut Tauhid dan dari infaq jamaah. Ada juga dari waqaf jamaah yang berupa tanah dan bangunannya yang kemudian digunakan sebagai asrama santri, kediaman pemimpin pondok, TPA, TKA (Taman kanak-kanak Al Quran), gudang, ruang pertemuan, dan ruang konveksi.
DT kemudian membuat Baitul Mal wat- Tamwil (BMT), usaha penerbitan, swalayan dan wartel, Radio umat MQ FM, Tabloid MQ, Mutiara Qolbun Salim yang merupakan TV Kabel, dan lain sebagainya yang kesemuanya jika ditaksir bernilai triliunan.
Aa’ Gym Sebagai Penceramah
Sayap dakwah Aa’ Gym makin melebar dengan ditawarinya Aa’ Gym untuk memberikan tauziah di RCTI melalui Hikmah Fajar, Manajemen Qolbu, Damai Indonesiaku di TV One dan juga melalui VCD dan buku-buku yang tersebar di Indonesia dan juga di negara tetangga di sekitar Asia. Perkiraan jumlah undangan yang ingin mengundang Aa’ Gym sebagai pembicara bisa mencapai 1200 per bulan. Bahkan di bulan Ramadhan Aa’ Gym paling laris nongol di TV. Selain itu Aa’ Gym juga menjadi penceramah dengan bayaran termahal yaitu $ 100,000 untuk 1 jam ceramah.
Sosok A’ Gym yang sangat populer mengundang pendapat berbagai kalangan seperti Solahudin Wahid yang merupakan saudara Gus Dur mengatakan bahwa Aa’ Gym bisa seperti itu karena semangat berbaginya yang tulus dari hati seperti konsep tauziahnya yaitu Manajemen Hati dan Jagalah Hati. Tak luput tokoh Islam Liberal yaitu Abshar Abdala mengatakan bahwa Aa’ Gym seperti Brithney Spears dalam Islam,, bahkan Majalah Time pernah memuat profil Aa’ Gym dalam covernya dengan topik “The Holy Man”.
Rumah Tangga Aa’ Gym
Sudah diceritakan diawal bahwa AA’Gym berguru pada kakek dan ayah dari Ninih Mutmainnah atau teh Ninih. Kakek teh Ninih bernama KH. Moh Tasdiqin yang merupakan pengasuh Ponpes Kalangsari, Cijulang, Ciamis Selatan. Teh Ninih tertarik pada pribadi AA’ Gym yang selalu menyebut asma Alloh akhirnya jatuh hati, sedangkan Aa’ Gym sendiri sangat menyukai paras sederhana serta berwibawanya teh Ninih selain agama teh Ninih yang juga sangat kuat. Dari situlah Aa’ Gym dan teh Ninih bertaaruf dan akhirnya menikah.
Aa’ Gym dan Teh Ninih menikah pada tahun 1988 dan kemudian dikaruniai tujuh putera dan puteri. Nama anak-anak beliau adalah Ghaida Tsuraya, Muhammad Ghazi Al-Ghifari, Ghina Raudhatul Jannah, Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur Fathimah dan Ghaza Muhammad Al-Ghazali.
Rumah tangga Aa’ Gym dan teh Ninih terbilang harmonis. Beliau mendidik anak-anak beliau dengan cara disiplin, religius namun tetap demokratis. Hal ini tergambar dari cara komunikasi antara anak dan orang tua yang jarang ditemui di keluarga lain seperti seminggu sekali mereka berkumpul dan secara bergiliran mereka “disuruh” menilai orang tuanya. Jika memang orang tua yang berbuat salah maka wajib meminta maaf begitu juga sebaliknya. Sehingga yang menjadi contoh pertama untuk dikritik adalah orang tua bukan anak duluan yang dikritik dan di tuntut habis-habisan oleh orang tua seperti kebanyakan cara didikan orang tua dulu hingga kini. “Saya mencoba membuat diri saya terbuka dan dapat disoroti dari sudut manapun, dan saya juga membutuhkan kritik untuk memperbaiki diri saya”. Begitu argumen Aa’ Gym tentang kebiasaan dalam keluarganya ini.
Rumah tangga Aa’ Gym bersama teh Ninih sering dijadikan sebagai contoh rumah tangga Sakinah, mawaddah wa rohmah sehingga banyak orang ingin meneladani keluarga beliau. Baik itu beliau sebagai suami ataupun sebagai ayah dari anak-anak beliau. Anak beliau dikenal memiliki prestasi yang cukup membanggakan, seperti contohnya ada satu putri beliau yang terkenal sebagai penulis cilik dengan royalti sebulan 6 juta dimana itu merupakan prestasi yang cukup membuat bangga orang tuanya. Anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar dapat menelurkan prestasi seperti orang dewasa.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu bunyi peribahasa yang menggambarkan tentang sosok AA’ Gym. Abdullah Gymnastiar yang sangat dianggap sempurna dan menjadi idola akhirnya mengambil keputusan yang membuat banyak jamaahnya kecewa, “Poligami”.
Pada bulan Desember 2006 Aa’ Gym memutuskan untuk menikah lagi dengan Alfarini Eridani yang kemudian dikaruniai seorang putera. Hal tersebut membuat para pengagum dan jamaahnya kecewa dan bereaksi keras bahkan dengan memboikot ceramah-ceramah Aa’ Gym, terutama ibu-ibu. Istri pertama Aa’ Gym sendiri mengaku keberatan dengan keputusan poligami suaminya.
Semenjak saat itu pengajian Aa’ Gym mulai surut, dari jamaah yang biasanya berjubel memadati kawasan Geger kalong girang tempat Ponpes Daarut Tauhid menjadi meloggar. Bahkan jadwal Aa’ Gym di televisi pun langsung turun tajam. Bahkan pernah vakum dari tauziah televisi. Bisnis Aa’ Gym pun mengalami kemerosotan.
Ujung-ujungnya rumah tangga Aa’ Gym bersama teh Ninih berujung perceraian. Pada Desember 2010 Aa’ Gym digugat cerai oleh istri pertamanya. Namun kemudian Aa’ Gym merujukinya kembali. Sehingga Aa’ Gym menikah 3 kali yaitu pertama dengan teh Ninih, kedua dengan teh Rini (panggilan dari Alfarini Eridani) dan yang ketiga dengan teh Ninih lagi.
Menurut penulis, poligami memang tidak dilarang dalam Islam namun sebaiknya benar-benar difikirkan dampaknya. Jika dampaknya lebih besar terutama menyangkut umat maka lebih baik tidak dilakukan poligami. Apalagi budaya di Indonesia masih menganggap tabu dengan poligami sehingga lebih baik tidak dilakukan. Penulis sangat setuju dengan argumen Yusuf Mansur dimana saat beliau diisukan berpoligami, beliau menjawab bahwa istrinya adalah surga dan beliau tidak berminat untuk berpoligami karena beliau sadar bahwa sebagian besar jamaah dan donatur pesantrennya adalah ibu-ibu dan tentu akan marah serta men-stop dananya jika dirinya (Yusuf Mansur) melakukan poligami. Lanjut Yusuf Mansur, beliau tidak ingin program-program dakwahnya serta program-program pendidikannya terhenti hanya karena kepentingan pribadi beliau yaitu poligami. Dakwah dan pendidikan jauh lebih penting bagi Islam.
Rosul sendiri berpoligami bukan karena dorongan nafsu pribadi melainkan justru karena ingin mengambil simpati umum agar lebih banyak yang masuk Islam. Istri-istri Rosul kebanyakan adalah puteri dari pembesar atau raja, sehingga diharapkan jika Rosul menikah dengan putri pembesar maka pengikut-pengikut dari pembesar tersebut akan masuk Islam termasuk rajanya sendiri. Sehingga poligami Rosul itu adalah strategi untuk lebih mengembangkan Islam bukan untuk memenuhi kebutuhan birahi dan memang.
Sebagai contoh saat Rosul menikahi Fatimah binti Jahsi yang merupakan anak dari pembesar Yahudi, maka setelah pernikahan tersebut pembesar Yahudi dan para pengikutnya berbondong-bondong masuk Islam. Itulah salah satu strategi dakwah Rosul dalam menyebarkan Islam. Sebagai catatan pada zaman itu poligami bukan hal yang tabu bahkan ada raja China di masa itu yang memiliki istri sampai seratus, tidak seperti di Indonesia saat ini dimana poligami adalah suatu hal yang tabu walaupun bukan dosa.
Seandainya Aa’ Gym tidak “gegabah” memutuskan untuk berpoligami dan tetap lurus dengan niatnya mungkin kekuatan Aa’ Gym dapat mengantarkan Islam menjadi berjaya lagi seperti masa-masa Rosul dan Sahabat Khulafaur Rasyidin. Bahkan mungkin Aa’ Gym bisa menjadi Presiden Indonesia yang bisa membuat Indonesia menjadi negara adidaya dengan nilai-nilai Islami (dulu penulis pernah mengharapkan seperti itu). Wallohu’alam.
Ceramah Aa’ Gym
Biodata Aa’ Gym dan Profil Aa’ Gym
Nama : Yan Gymnastiar atau Abdullah Gymnastiar atau Aa’ Gym
TTL : Bandung 29 Januari 1962
Agama : Islam
Profesi : Penceramah, Pebisnis, Penulis buku
Nama Istri : Hj. Ninih Mutmainnah atau Teh Ninih
Alfarini Eridani atau Teh Rini
Nama Anak : Ghaida Tsuraya
Muhammad Ghazi Al-Ghifari
Ghina Raudhatul Jannah
Ghaitsa Zahira Shofa
Ghefira Nur Fathimah
Ghaza Muhammad Al-Ghazali
Yang paling kecil dari teh Ninih penulis belum tahu namanya
Putera dari Teh Rini penulis juga belum tahu namanya
Buku Karya Aa’ Gym : Getaran Allah di Padang Arafah
Indahnya Hidup Bersama Rasulullah
Nilai hakiki Do’a
Seni Menata Hati Dalam Bergaul
Kiat Praktis Menjadi Orang Terpercaya
Seni Mengkritik dan Menerima Kritik
Mengatasi Minder
Ma’rifatullah
Lima Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup
Bersikap Ramah Itu Indah dan Mulia
Menuju Keluarga Sakinah
Aa Gym Apa Adanya ( bekerjasama dengan Hermawan Kertajaya)
Biografi Tokoh Dunia Lainnya Dapat Dibaca Di :