Titik Winarti |
Menjadi ibu bagi anak-anak dan berbisnis yang sukses adalah hal yang sangat hebat bagi wanita namun tidak untuk Titik, selain dua hal diatas, ia juga masih memberi tempat di hatinya bagi penderita tuna daksa atau orang cacat. Ia memberi lahan pekerjaan untuk orang cacat yang tidak diterima bekerja di tempat lain.
Melalui Tiara handycraft ia mempekerjakan orang-orang tuna daksa tersebut sebagai karyawan. Bukan niat mengeksploitasi tapi ia ingin agar para tuna daksa juga bisa tetap mandiri dan percaya diri, tidak dipandang sebelah mata.
Pebisnis yang lahir di Surabaya, 11 Maret 1970 ini tumbuh di lingkungan pebisnis. Ayahnya, Badowi dan ibunya, Toenah memiliki usaha kerajinan kayu disamping rumahnya. Titik sendiri suka segala sesuatu yang berhubungan dengan seni.
Ketika SMA, Titik mebuat kartu dan dijual pada teman-temannya, karyanya sangat disukai teman-temannya dan ia kebanjiran order. Ini ia lakukan hanya untuk menambah uang jajan saja.
Saat lulus SMA, Titik menikah dengan Yudha Darmawan, salah seorang teman kakaknya. Saat menjadi ibu ia masih tekun menyalurkan hobinya. Saat menjelang hari raya Idul Fitri, ia ingin membuat suasana rumahnya berbeda, lalu ia membuat kreasi untuk menghias rumahnya. Tanpa disadari banyak tamu yang menyukai hasil karya Titik.
Dari hobi mengotak atik kain akhirnya Titik membuat keputusan akan membuat produk berbahan dasar kain. Baik itu berupa souvenir bayi, aksesoris rumah, souvenir untuk nikahan, tas dan juga busana muslim anak.
Usahanya ini ia naungi dengan nama Tiara Handycraft, karyawannya ia rekrut dari ibu-ibu sekitar rumahnya, dengan begitu ia juga bisa memberdayakan ibu-ibu PKK dan membuat para ibu itu memiliki tambahan uang belanja.
Usahanya semakin hari semakin ramai, tak ada kesusksesan yang berjalan mulus. Pada tahun 1998 usahanya dijiplak orang. Orang tersebut menyabot hampir seluruh karyawan Titik yang sudah dilatihnya dengan iming-iming gaji lebih besar. Al hasil Titik kehilangan hampir seluruh karyawannya. Bukan Titik namanya jika ia berhenti karena disabotase orang. Atas saran temannya, ia kemudian mempekerjakan orang-orang yang memiliki “keistimewaan” pada fisiknya. Ia kemudian mempekerjakan para tuna daksa.
Awalnya memang terasa susah, karena dengan keterbatasan yang dimiliki karyawannya yang baru tentu ia harus ekstra sabar melatihnya. Selain melatih skillnya Titik juga harus terus memompa semangat karyawannya agar tidak minder walau diberi keistimewaan berupa kekurangan tubuh namun mereka harus tetap survive dan kuat serta mandiri, tidak terus-terusan menjadi beban orang lain.
Hikmahnya memberdayakan para tuna daksa ini adalah mereka tidak mungkin mengkhianati Titik. Lagian tidak ada pengusaha yang bisa sesabar Titik dalam mengajari dan membimbing para tuna daksa ini. Butuh pengorbanan ekstra untuk menghadapi karyawan istimewa ini.
Kiat lainnya dalam menghadpi karyawan istimewanya adalah senantiasa meyakini bahwa ketika menjalankan usaha tidak boleh terpancing untuk sekedar cari untung. Prinsipnya ketika ia sudah membawa mereka (para tuna daksa), maka ia menjadi milik mereka bukan mereka miliknya. Walau mereka bekerja padanya namun mereka adalah pribadi yang berhak juga mendapat perhatian. Titik sadar bahwa mereka juga ciptaan-Nya.
Titik merekrut mereka dari panti sosial seperti Panti Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Suryatama dan Panti Sosial Bina Remaja.
Usahanya tak sia-sia, Tiara Handicraft tetap eksis walau sempat diguncang cobaan. Bahkan karena melihat perkembangan bisnis dan nilai sosialnya, sejumlah lembaga keuangan mengucurkan dananya untuk membesarkan Tiara Handycraft.
Pada tahun 2002, Titik berkesempatan mengikuti pameran di Jeddah dan Singapura. Rekan bisnisnya pun semakin luas, ia menerima orderan dari beberapa negara seperti Brazil dan Amerika Latin. Selain itu ia juga berhasil menjadi pemenang dalam event Microcredit Award dengan saingan yang cukup ketat. Ibu dari Ade Rizal Winanda Amasijo, Tamzis Ariwibowo Dharmawan Putera dan Alem Maulana Alana ini juga didaulat berpidato di forum Internasional PBB.
Selain mendapat berbagai penghargaan atas usahanya yang juga memberdayakan para tuna daksa, Titik juga sering diundang sebagai pembicara di forum-forum UKM. Ia juga menyandang gelar Woman of the Year yang diselenggarakan ANTV tahun 2005.
Baca Juga Biografi Berikut Ini